Setelah sekian lama ditinggalkan dan kurang dikenal karena
dianggap kuno dan tidak mengikuti perkembangan jaman, kini metoda pengobatan
yang diajarkan Rasulullah saw, atau sering disebut thibbun nabawi, mulai dilirik lagi sebagai salah satu solusi
kesehatan umat masa kini.
Memang, Rasulullah saw diutus ke muka bumi ini sebagai nabi
dan rasul penutup, bukan sebagai dokter atau tabib. Tetapi dalam risalah yang
beliau bawa terkandung banyak sekali nilai-nilai kesehatan dan kedokteran. Tak
kurang dari 300 hadits yang berisi tentang pola hidup sehat dan lebih dari 50
hadits yang membahas penyakit dan cara pengobatannya. Ini semakin menunjukkan
kesempurnaan Islam.
Diliriknya lagi thibbun nabawi terkait dengan gagalnya
metoda pengobatan barat (baca: kimia sintetis) untuk memberikan hasil yang
diharapkan. Alih-alih menyembuhkan, yang terjadi justru efek samping yang jauh
lebih merugikan. Kenyataannya, rumah sakit makin penuh sesak dan tempat praktek
dokter selalu penuh dengan pasien. Ini menunjukkan bahwa pengobatan dengan
kimia sintetis tidaklah membawa manfaat, tapi justru mudharat penyakit yang
makin berat dan sulit disembuhkan.
Berbeda dengan metoda pengobatan barat yang cenderung symphtomatic treatment (mengobati gejala
penyakit), thibbun nabawi lebih menitikberatkan pengobatan dengan metoda causatic treatment (mengobati sumber
penyakit) yang bersifat holistic
(menyeluruh). Karena bersumber ilahiah, thibbun nabawi mengajarkan bahwa sumber
utama kesembuhan penyakit bukan hanya aspek fisik, melainkan lebih banyak pada
aspek spiritual.
Aspek spiritual memegang peran 50% terhadap kesembuhan.
Selain itu, ada aspek mental (20%) dan emosional (20%) yang terkait dengan
keyakinan terhadap kesembuhan dan ikhtiar dalam mencari kesembuhan. Sedangkan
obat-obatan yang dikonsumsi (aspek fisik) hanya menempati porsi 10% dalam
kesembuhan penyakit.
Semestinyalah umat Islam menjadikan thibbun nabawi sebagai pilihan pertama dan utama dalam upaya mencari kesembuhan, bukan sebagai alternatif terakhir saat kepepet atau bahkan terlambat. Kalau bukan kita umat Islam, siapa lagi yang akan menggunakan dan mengembangkan warisan luhur peradaban Islam yang terbukti manjur menyembuhkan penyakit tanpa efek samping ini? Ayo kembali ke thibbun nabawi!
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar